Sahabat

Kau selalu tersenyum padaku
Memarahiku ketika khilaf
Mendukungku ketika ragu
Membantuku ketika aku terjatuh

Wahai sahabatku....
Terima kasih telah menggoreskan kisah bersamaku
Hanya bayang semu yang kini tersisa
Namun namamu selalu terukir disana

Aku menghargai keputusanmu
Pergi selamanya adalah takdir
Akankah kita bisa bertemu?

Sudah empat tahun kita tak bertemu
Masih ingatkah padaku?

Semoga kau baik-baik saja disana

Tamasya

Marilah disini melepaskan beban yang membelunggu kita
Dan jadi anak manusia yang kagum mengahadap rasa
Kita hanya membonceng dipunggung alam, mendengarkan didadanya
Kisah rahasia bumi dan matahari serta ibunya

Kita petik keindahan langit yang begittu luasnya
kita simpan keanekaragaman birunya kenangan
Pohon dan bunga kita pinjam kesuburanya
Fajar dan senja adalah cermin sedangkan kita adalah bayangan

Lupakan semua, cobalah untuk mengembara
Adakah sawah-sawah itu berujung ?
Dan ditiap ahir jalan hatimu kesal meronta meminta
Teruslah kelaut!
Diseberangnya ada tanah yang ingin kau injak

Engkau akan sangat gembira, dan kecewa jikalau waktu berlalu
Engkau mulai menghitung saatmu
Burung dan kodok itu, bahkan pada air pun engkau akan malu
Dia mengalir melaju, tapi keinginanmu menatap batas
karena kau tak selamanya.

Kebumen, 2018

Hampa

Naik motor pulang kekebumen, laut malam
Dunia malam, sepi dan kelam menakutkan
Dipohon bimbang dan gelap diam.

Segala letih dan lesu
Berkumpul menjadi satu

Rembulanpun enggan datang
Satu bintang pudar segan
Hendak hilang tertutup awan

Akupun begitu sekarang
Jiwa kosong dan malang
Bulan dan bintangku hilang.

kebumen, 2018